www.flickr.com
akbar92's items Go to akbar92's photostream

Kamis, 26 Desember 2013

DINO PATTI DJALAL DAN GAGASANNYA : "SAYA INGIN DIPILIH KARENA GAGASAN"


Dr Dino Patti Djalal adalah Duta Besar Indonesia untuk Amerika Serikat, seorang penulis pidato, pemuda aktivis, akademisi, dan penulis best seller nasional.
Dia sebelumnya merupakan Staf Khusus Urusan Internasional dan Juru Bicara Presiden untuk Presiden Susilo Bambang Yudhoyono – posisi yang telah diselenggarakan sejak Oktober 2004, dan diperpanjang ketika SBY terpilih kembali oleh tanah longsor untuk masa jabatan kedua tahun 2009. Yang membuat Dr Dino Patti Djalal jurubicara Presiden terpanjang melayani dalam sejarah modern Indonesia.
Dr Dino Patti Djalal dilahirkan dalam sebuah keluarga diplomatik pada 10 September 1965 di Beograd,Yugoslavia, anak kedua dari 3. Bersaudara. Pengalaman lahir di negara yang tidak lagi ada (Yugoslavia) berfungsi untuk mengingatkan dia tentang pentingnya tertinggi mempertahankan persatuan nasional untuk multi-budaya Indonesia. Ayahnya, Profesor Hasjim Djalal, adalah Duta Besar Indonesia untuk Kanada dan Jerman, dan pakar internasional tentang hukum laut. Hasjim Djalal adalah tokoh kunci dalam “kepulauan konsep”, inovasi hukum di wilayah laut yang secara dramatis – dan damai – dikalikan wilayah kedaulatan teritorial Indonesia. Konsep kepulauan, ditolak dan ditentang oleh kekuatan maritim ketika diumumkan oleh Indonesia pada tahun 1957, sekarang merupakan bagian dari hukum internasional dan didukung sepenuhnya oleh Konvensi PBB tentang Hukum Laut.
Sebagai pelajar, Dino Djalal sempat menjalani pendidikan Islam (Muhammadiyah SD dan SMP Al Azhar Tinggi) dan pendidikan Barat – ia lulus dari Maclean High School di Virginia pada tahun 1981 pada usia 15 tahun, dan kemudian memperoleh gelar Bachelor’s Degree in Political Science dari Carleton University (Ottawa, Kanada) dan gelar Master in Political Science dari Simon Fraser University (British Columbia, Kanada).
Pada tahun 2000, ia menerima gelar Doktor dari London School of Economics dan Ilmu Politik, setelah menyelesaikan dan mempertahankan tesis mengenai diplomasi preventif di bawah pengawasan para ulama terkemuka di Asia Tenggara almarhum Profesor Michael Leifer.
Dr Dino Patti Djalal bergabung dengan Departemen Luar Negeri Indonesia pada tahun 1987. Dia telah diposting ke Dili, London dan Washington DC, sebelum diangkat sebagai Direktur Urusan Amerika Utara (2002-2004). Dalam tahun-tahun awal karirnya, sebagai asisten kepada Direktur Jenderal untuk Urusan Politik Wiryono Sastrohandoyo, ia terlibat dalam konflik Kamboja, penyelesaian konflik Moro di Filipina, Laut Cina Selatan sengketa, dan konflik Timor Timur.
Dr Dino Patti Djalal yang pertama paparan publik dan internasional adalah ketika ia menjabat sebagai juru bicara Satuan Tugas untuk Pelaksanaan Jajak Pendapat di Timor Timur pada tahun 1999. Dia sangat sedih dan sangat sedih bahwa referendum berakhir dengan kekacauan dan kekerasan – hanya berlawanan dengan tertib dan damai hasil bahwa Pemerintah Indonesia telah berjanji maka PBB. Selama waktu itu, Dr Dino juga menjabat sebagai penghubung informal antara Menteri Luar Negeri Ali Alatas dan pemimpin perlawanan Kay Rala Xanana Gusmao, kemudian diadakan di penjara Cipinang. Dia sekarang menghitung Jose Ramos Horta dan Xanana Gusmao di antara teman baik.
Dr Dino Djalal – bekerja sama dengan Robert Scher dari Pentagon – adalah conceptor dari “US-Indonesia Security Dialog”, konsultasi bilateral tahunan pada masalah-masalah keamanan dan pertahanan yang dikandung pada tahun 2001, dan terus sampai hari ini. Signifikan, dialog ini dimulai 4 tahun sebelum Indonesia-US militer-untuk-hubungan militer yang normal pada tahun 2005.
Dr Dino Djalal juga conceptor Kehutanan-11 proses, proses konsultatif yang melibatkan negara hutan hujan tropis di Asia, Afrika dan Amerika Latin, untuk meningkatkan peran kritis mereka sebagai bagian dari karbon global terhadap perubahan iklim.
Sebuah gagasan cemerlang untuk Indonesia muncul dari Dr. Dino Patti Djalal yang mengusung slogan ‘Indonesia Unggul’. Sesuai dengan judul buku yang baru dirilis oleh beliau, Indonesia Unggul memang bukan hanya sebuah slogan biasa. Indonesia Unggul adalah sebuah semangat, etos hidup, karakter,  sekaligus resep sukses yang Dino sendiri percaya dapat mendorong Indonesia mewujudkan impiannya menjadi raksasa Asia. Dalam mewujudkan impian tersebut, digagaskan oleh Dino, bahwa harus terjadi adanya perubahan dan perilaku dalam diri masyarakat. Dengan menjadi sebuah agen perubahan, Indonesia dapat berkembang menjadi negara unggul di dalam maupun luar negeri.  Ada satu kutipan dari beliau yang amat saya sukai, yaitu "Shine through your achievement. Anda boleh saja merasa diri unik, nyentrik, dan hebat, namun tanpa suatu prestasi Anda tidak akan dianggap orang,"Menurut saya ini bukan berlaku terhadap diri sendiri saja, tetapi juga berlaku terhadap bangsa ini. Dengan prestasi yang dapat mengharumkan nama Indonesia lah, Indonesia dapat dianggap unggul oleh bangsa lain. Misalkan Republik Rakyat Cina, yang hampir di setiap cabang  olahraga nya menuai prestasi, mengapa kita belum bisa seperti itu? Mengapa masa-masa berprestasi Indonesia di bidang olahraga seperti surut? Apabila rasa nasionalisme yang sudah mulai terlupakan kembali tumbuh dengan keinginan untuk menjadi bangsa yang unggul, misalnya di bidang olahraga, sebenarnya sangat mungkin masa kejayaan lampau dapat kembali diraih di abad ke-21 ini. Baru kemarin kita lihat fenomena tim bola Indonesia yang berhasil meraih medali perak di ajang Sea Games 2013, walaupun tak berhasil meraih emas, setidaknya rasa cinta tanah air para pendukung dan pemain juga ikut berandil besar dalam mengantarkan prestasi tersebut. Dibidang lain pun Indonesia dapat mewujudkan impiannya sebagai raksasa Asia, didorong oleh semangat yang bersumber dari slogan ‘Indonesia Unggul’, walau secara perlahan tapi pasti,.


GENERASI MUDA INDONESIA MENJAWAB TANTANGAN MASA DEPAN

Indonesia merupakan negara dengan komposisi penduduk berbentuk piramida ekspansif, yaitu negara dimana tingkat kelahiran penduduk lebih tinggi dibandingkan dengan tingkat kematian. Dengan tingginya tingkat kelahiran di Indonesia, tentu akan tercipta banyak bibit-bibit penduduk usia produktif yang dapat dimanfaatkan untuk menjawab tantangan di masa yang akan datang. Bukan tak mungkin, Indonesia akan segera menjadi negara maju apabila ditopang oleh sumber daya manusia yang berkualitas dan mampu memimpin negeri ini.

            Di era dimana teknologi sudah lebih maju dan memungkinkan hubungan antar negara menjadi lebih mudah, tentu informasi yang diterima oleh anak muda jauh lebih banyak dan beragam karena berasal dari berbagai negara dan bahasa di belahan dunia yang berbeda. Apabila di masa sebelumnya informasi hanya bisa didapat melalui radio dan televisi yang terbatas, sekarang sudah ditemukan sebuah teknologi bernama internet yang membuat segalanya menjadi praktis. Ingin mencari soal-soal latihan untuk ujian? Perpustakaan akan menjadi pilihan nomor dua, karena sebagai anak muda yang ‘tidak ingin repot’, mencari sumber di internet akan jauh lebih mudah dibandingkan harus mencari informasi diantara buku-buku perpustakaan. Semudah ketikan jari dan koneksi ke dunia maya, sumber dan segala informasi dapat dengan mudah diraih. Suatu era yang disebut juga sebagai era globalisasi, dimana segalanya dapat dijangkau lebih mudah, namun menimbulkan keterkaitan hubungan antar negara di berbagai sektor.

            Bersamaan dengan ditemukannya internet, generasi muda Indonesia juga ikut diuntungkan, salah satunya dibidang hiburan. Tanpa internet, rasanya lebih sulit untuk mengetahui berbagai informasi dan perkembangan mengenai film, musik, olahraga dan bidang hiburan lainnya. Bukan lebih sulit sebenarnya, tetapi lebih ‘terlambat’, karena dengan teknologi internet suatu berita dapat diketahui dengan lebih cepat, walaupun berasal dari negara yang jauh. Contohnya tentang berita mengenai wafatnya salah satu aktor Hollywood, Paul Walker, akibat kecelakaan saat mengendarai mobil mewah. Berita lengkap mengenai peristiwa naas tersebut pertama kali didengar melalui situs berita di internet. Ternyata, apapun yang terjadi di dunia, dapat diketahui lebih cepat melalui sarana bernama internet ini.

            Namun dari berbagai keuntungan yang didapat dari internet, tentu terdapat  juga berbagai kerugian. Salah satu contoh yang mudah ditemui adalah kegiatan ‘idoling’ yang berlebihan. ‘Idoling’ sendiri adalah kegiatan mengidolakan, yang wajar dilakukan oleh anak muda maupun dewasa. Tetapi lebih umum dijumpai di usia muda karena di saat inilah anak muda sedang gencar mencari jati dirinya. Dengan mudahnya akses informasi mengenai tokoh idola, kegiatan interaksi antar sesama penggemar, anak muda dapat dengan mudah mengagumi idolanya yang berada jauh darinya melalui internet. Ada hal yang perlu diperhatikan apabila idola yang umumnya berasal dari luar negeri ini sampai berimbas kepada memudarnya rasa cinta tanah air individu, karena menganggap karya orang asing lebih baik dan sesuai untuk dirinya dibandingkan budaya asal negerinya sendiri. Merupakan hal baik apabila kegiatan ‘idoling’ ini berbuah menjadi sebuah inspirasi berkarya, tetapi akan menjadi tantangan besar apabila sampai merusak jiwa nasionalisme individu muda karena lebih tertanamnya budaya asing dibandingkan akar budaya sendiri. Sebagai generasi muda yang akan memimpin di masa depan nanti, lebih baik jika memiliki wawasan yang mendunia tetapi juga mampu melestarikan budaya bangsanya, dan akan jauh lebih baik lagi apabila bisa membawa harum nama bangsa sehingga Indonesia bisa dikenal di mata dunia.

Menurut Hariandja (1987: 203-204) :
Para pemuda harus menyediakan diri kepada situasi pembangunan dewasa ini dengan suatu cara yang dapat dicocokkan dengan perkembangan dewasa ini. Tidak ada penyesuaian otomatis, perlu perencanaan. Penyesuaian kepada masa pembangunan, tidak mungkin secara otomatis.Para Pemuda, organisasi-organisasi pemuda, perkumpulan-perkumpulan pemuda, haruslah berintegarasi dan mengadakan perencanaan dalam rangka pembinaan generasi muda.
POTENSI-POTENSI PEMUDA
1.Idealis dan daya kritis : secara sosiologis generasi muda belum mapan dalam tatanan yang ada , maka ia dapat melihat kekurangan-kekurangan dalam tatanan dan secara wajar mampu mencari gagasan baru.
2.dinamika dan kreatifitas.
3.keberanian mengambil resiko
4.optimis dan kegairahan semangat
5.sikap kemandirian dan disiplin murni
6.Terdidik
7.keanekaragaman dalam persatuan dan kesatuan.
8.Patriotisme dan nasionalisme
9.sikap kesatria
10.kemampuan kekuasaan ilmu dan teknologi.

Presiden Soekarno pernah berkata: 
Beri aku 1.000 orang tua, niscaya akan kucabut semeru dari akarnya
Beri aku 10 pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia


Welcome to muhammadakbar92.blogspot.com | HEAD LINE NEWS hari ini....